Langsung ke konten utama


Ajining Salira Saka Busana
Kehormatan penampilan diri dari kepantasan berpakaian





Kamus Jogja (3)
Setiap orang harus memahami konsep ajining sarira dumunung ing busana artinya badan jasmani seseorang akan dihargai jika dibungkus dengan busana yang pantas.
Pantas tidak cukup berarti bukan mahal dan mewah, tetapi cukuplah sopan dan sesuai lingkungan. Masing-masing kelompok sosial mempunyai tradisi berbusana yang berbeda. Busana kelompok tersebut merupakan kebanggaan dan kebesaran kolektif. Seragam militer misalnya menimbulkan rasa bangga dan gagah bagi prajurit. Pakaian adat membuat bangga bagi suku yang bersangkutan.
Oleh karena itu orang harus bisa membawa diri dalam berpakaian. Cara berpakaian yang luwes akan membuat mudah bergaul dengan segala lapisan sosial. Pakaian menggambarkan jiwa seseorang yang mudah dinilai pihak lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hamemayu Hayuning Bawana

Hamemayu Hayuning Bawana Menjaga keselamatan dan keseimbangan dunia . Kamus Jogja (1) Filsafat Jawa yang dipilih oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai pedoman dasar; dan selanjutnya oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai nilai dasar kepemerintahanan sehingga menjadi rujukan kebudayaan bernegara.

Alon-alon Waton Kelakon

Alon-alon waton kelakon Kepakaran yang tepat waktu dalam tindakan mengambil keputusan Kamus Jogja (4) Alon-alon berarti pelan-pelan dalam menjalankan tugas. Kelakon berarti tercapai. Alon-alon waton kelakon mempunyai makna biar pelan asalkan kesampaian apa yang diingini. Pengertian alon-alon di sini adalah tindakan yang penuh dengan kecermatan dan perhitungan agar tidak tergelincir dan terpeleset sehingga terhindar dari kerugian. Alon-alon yang benar mengandung unsur hati-hati, teliti, sopan, dan berkelanjutan. Bagi pelakunya sering mendatangkan kritik, karena pihak pengamat melihatnya sebagai sesuatu yang lamban mendatangkan hasil untuk dinikmati. Kalau pekerjaan sudah selesai dan hasil telah tampak, orang lain dengan sendirinya mengakui. Kecaman dan umpatan dengan sendirinya menghilang. Kelakon atau kesampaian merupakan buah dari alon-alon yang benar.

Bawa Leksana

Bawa leksana Menepati dan menetapi kata-kata Kamus Jogja (6) Arti ungkapan bawa leksana adalah menepati dan menetapi kata-kata. Sabda brahmana raja sepisan kudu dadi tan kena wola-wali, mengandung makna bahwa perkataan ulama dan umara itu harus bisa dipegang. Oleh karena itu sebelum diucapkan harus dipikirkan masak-masak. Raja dan brahmana merupakan figur panutan yang diikuti oleh banyak orang. Idiom esuk dhele sore tempe hanya patut diucapkan oleh pedagang di pasar yang hanya mengejar laba tak memikirkan dampak kata-katanya. Sangat berbahaya bila pemuka masyarakat cepat-cepat berubah ucapannya hanya untuk menuruti selera sesaat. Orang yang mencla-mencle akan menyusahkan. Lire kang bawa leksana anetepi pangandika adalah suatu ungkapan yang penuh dengan prinsip luhur yang perlu dipraktikkan para pemimpin.