Langsung ke konten utama

Alon-alon Waton Kelakon



Alon-alon waton kelakon
Kepakaran yang tepat waktu dalam tindakan mengambil keputusan


Kamus Jogja (4)
Alon-alon berarti pelan-pelan dalam menjalankan tugas. Kelakon berarti tercapai. Alon-alon waton kelakon mempunyai makna biar pelan asalkan kesampaian apa yang diingini.
Pengertian alon-alon di sini adalah tindakan yang penuh dengan kecermatan dan perhitungan agar tidak tergelincir dan terpeleset sehingga terhindar dari kerugian. Alon-alon yang benar mengandung unsur hati-hati, teliti, sopan, dan berkelanjutan. Bagi pelakunya sering mendatangkan kritik, karena pihak pengamat melihatnya sebagai sesuatu yang lamban mendatangkan hasil untuk dinikmati. Kalau pekerjaan sudah selesai dan hasil telah tampak, orang lain dengan sendirinya mengakui. Kecaman dan umpatan dengan sendirinya menghilang.
Kelakon atau kesampaian merupakan buah dari alon-alon yang benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bathok Bolu Isi Madu

Bathok bolu isi madu Orang yang tampaknya sederhana namun memiliki bobot pribadi yang berkualitas Kamus Jogja (5) Bathok bolu adalah tempurung kelapa yang jelek rupanya. Meskipun tempurung kelapa tetapi mengejutkan karena berisi madu yang manis. Orang rendahan yang merasa tidak cantik rupawan harus menutupi kekurangan dirinya dengan kepribadian yang menarik, yang meliputi aspek moral, intelektual dan sosial. Moralitas dan intelektualitas yang handal juga suatu daya tarik yang tinggi. Keduanya mudah mengundang perhatian dan kagum dari pihak lain. Bahkan ketajaman intelektual dapat merekrut banyak pengikut. Oleh karena itu sebaiknya tidak mudah berburuk sangka kepada orang lain. Di balik kekurangan fisik belum tentu kekurangan nilai dalam dirinya, siapa tahu tersembunyi madu manis di dalamnya. 

Hamemayu Hayuning Bawana

Hamemayu Hayuning Bawana Menjaga keselamatan dan keseimbangan dunia . Kamus Jogja (1) Filsafat Jawa yang dipilih oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai pedoman dasar; dan selanjutnya oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai nilai dasar kepemerintahanan sehingga menjadi rujukan kebudayaan bernegara.

Batik

Batik  Lukisan atau gambar sakral Kamus Jogja (2) Menurut KRT Manu W. Padmadipura, dengan merujuk Kakawin Ramayana, “batik” berasal dari “tika” (Jawa Kuna) yang berarti lukisan atau gambar sakral. Konsep batik Jawa terdapat dalam Citrabuwana, yang menghubungkan tubuh manusia (mikrokosmos) dengan alam semesta (makrokosmos). Membatik atau dalam kosakata Jawa lazim disebut mbatik adalah melukiskan keterhubungan alam semesta yang sakral bersama manusia dengan tindakan bakti.